Jumat, 27 Agustus 2021

INFORMASI PENERIMAAN SANTRIWATI BARU PPTQ NURUL IMAN HIDAYATULLAH KARANGANYAR TAHUN 2022/2023


BISMILLAH...
TELAH DIBUKA PENDAFTARAN UNIT PENDIDIKAN DI PPTQ NURUL IMAN HIDAYATULLAH KARANGANYAR.

1. MTs Tahfizh Nurul Iman
  Ust. Nur Yaman [ Telkomsel ] (Telp/ WA/SMS) (0852-9144-9103)

2. MA Tahfizh Nurul Iman
  Ust. Yadi [ Telkomsel ] (Telp/ WA/SMS) (0851-0090-8726)

3. Ma'had Aly Nurul Iman
   Ust. Alfin [ Indosat ] (Telp, Sms, WA) (0857-2509-9134)



Selasa, 13 April 2021

PUASA RAMADHAN SEBAGAI BUKTI KEIMANAN KITA

 🌷🌹 *SABAR* 🌹🌷

_Sambil Buka Kita Belajar_

🗓️ *1 Ramadhan 1442 H/13 April 2021 M*


📝 PUASA RAMADHAN SEBAGAI BUKTI KEIMANAN KITA



Allah ta’ala berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 183)


Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Inilah kedudukannya (yang mulia) di dalam agama Islam. *Hukumnya adalah wajib* berdasarkan ijma’/kesepakatan kaum muslimin karena Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan demikian.” (Syarh Riyadhush Shalihin, 3/380)


Ketika menjelaskan ayat di atas beliau mengatakan, “Allah mengarahkan pembicaraannya (di dalam ayat ini, pen) kepada orang-orang yang beriman. Sebab puasa Ramadhan merupakan bagian dari konsekuensi keimanan. Dan dengan menjalankan puasa Ramadhan akan bertambah sempurna keimanan seseorang. Dan juga karena dengan meninggalkan puasa Ramadhan akan mengurangi keimanan. Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa karena meremehkannya atau malas, apakah dia kafir atau tidak? Namun pendapat yang benar menyatakan bahwa orang ini tidak kafir. Sebab tidaklah seseorang dikafirkan karena meninggalkan salah satu rukun Islam selain dua kalimat syahadat dan shalat.” (Syarh Riyadhush Shalihin, 3/380-381)


Menunaikan kewajiban merupakan ibadah yang sangat utama, karena kewajiban merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda membawakan firman Allah _ta’ala_ (dalam hadits qudsi),


وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ


“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada dengan menunaikan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya…” (HR. Bukhari [6502] dari Abu Hurairah _radhiyallahu’anhu_)


An-Nawawi mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa mengerjakan kewajiban lebih utama daripada mengerjakan amalan yang sunnah.” _(Syarh Arba’in li An-Nawawi yang dicetak dalam Ad-Durrah As-Salafiyah, hal. 265)_


Syaikh As-Sa’di juga mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat pokok yang sangat agung yaitu kewajiban harus didahulukan sebelum perkara-perkara yang sunnah. Dan ia juga menunjukkan bahwa amal yang wajib itu lebih dicintai Allah dan lebih banyak pahalanya.” _(Bahjat Al-Qulub Al-Abrar, hal. 116)_


Al-Hafizh mengatakan, “Dari sini dapat dipetik pelajaran bahwasanya menunaikan kewajiban-kewajiban merupakan amal yang paling dicintai oleh Allah.” _(Fath Al-Bari, 11/388)_


Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili _hafizhahullah_ mengatakan, “Amal-amal wajib lebih utama daripada amal-amal sunnah. Menunaikan amal yang wajib lebih dicintai Allah daripada menunaikan amal yang sunnah. Ini merupakan pokok agung dalam ajaran agama yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syari’at dan ditetapkan pula oleh para ulama salaf.” Kemudian beliau menyebutkan hadits di atas. Setelah itu beliau mengatakan, “Maka hadits ini memberikan penunjukan yang sangat gamblang bahwa amal-amal wajib lebih mulia dan lebih dicintai Allah daripada amal-amal sunnah.” Kemudian beliau menukil ucapan Al-Hafizh Ibnu Hajar di atas _(lihat Tajrid Al-Ittiba’ fi Bayan Tafadhul Al-A’maal, hal. 34)_


~~~~~~~~~~~~~~~~~

🎁 *PROGRAM RAMADHAN BERBAGI BERSAMA PENGHAFAL AL-QUR'AN:*


1. BERBAGI TA'JIL & BUKA PUASA.

Untuk 300 Santriwati dan pengasuh setiap hari nya selama bulan Ramadhan.

2. BERBAGI BINGKISAN LEBARAN

Untuk 150 guru ngaji dan da'i 

3. PENYALURAN ZAKAT FITRAH, ZAKAT MAAL, DAN FIDYAH.

4. Pembebasan lahan untuk pelebaran masjid [Kebutuhan dana : 544.000.000]

5. Pembebasan lahan untuk asrama dan kelas mahasantri Penghafal Al-Qur'an.

[Kebutuhan dana: 500.000.000]


➖➖➖➖➖➖➖➖

🏫 *UNIT PENDIDIKAN:*

📌 MTs Tahfizh Putri 

📌 MA Tahfizh Putri Jurusan IPA 

📌 Ma'had Aly Tahfizh Putri



🗺️ *ALAMAT :* 

📍 Jl. Ring road km.5 Rejosari, RT.07/RW.14, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa tengah, Indonesia

➖➖➖➖➖➖➖➖

💳 REKENING DONASI:

BSM: 3393 3399 17

an. Yys Al Kahfi Hidayatullah


📲 *CONTACT PERSON:* 

- 0882 2642 2719 (Wahyu Santoso)


🚘 *JEMPUT DONASI:* 

- 0882 4244 9339 (Muhammad Ramadhan)

Jumat, 02 April 2021

Hukum mencium Istri saat puasa

 


Salah satu masalah yang seringkali muncul dan ditanyakan adalah bagaimanakah hukum mencium istri ketika sedang berpuasa Ramadhan. Pada kesempatan kali ini, akan kami bahas perbedaan pendapat ulama dan juga rincian hukum berkaitan dengan hal tersebut.


Perselisihan ulama tentang hukum mencium istri di siang hari bulan Ramadhan

Pendapat pertama, boleh secara mutlak. Ibnul Mundzir rahimahullah mengutip pendapat ini dari sahabat ‘Umar bin Al-Khaththab, Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah, ‘Aisyah, Atha’, Asy-Sya’bi, Al-Hasan, Ahmad, dan Ishaq, bahwa mereka memberikan keringanan (memperbolehkan) orang yang berpuasa untuk mencium istri di siang hari bulan Ramadhan.


Dalil pendapat ini di antaranya adalah hadits dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَكَانَ أَمْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium dan mencumbu (istri-istri beliau) padahal beliau sedang berpuasa. Dan beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan nafsunya dibandingkan kalian.” (HR. Bukhari no. 1927 dan Muslim no. 1106)


Juga dari sahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,


هَشَشْتُ فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْرًا عَظِيمًا قَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ قَالَ أَرَأَيْتَ لَوْ مَضْمَضْتَ مِنْ الْمَاءِ وَأَنْتَ صَائِمٌ


“Aku merasa bahagia, lalu aku mencium (istriku), sementara aku dalam keadaan berpuasa. Lalu aku katakan, “Wahai Rasulullah, pada hari ini aku telah melakukan suatu perkara yang besar. Saya mencium (istriku) sementara saya sedang berpuasa.”


Beliau berkata, “Bagaimana pendapatmu apabila Engkau berkumur-kumur menggunakan air sementara Engkau sedang berpuasa?” (HR. Abu Daud no. 2385, Ad-darimi no. 1724, An-Nasa’i no. 3084, shahih)


Pendapat kedua, haram secara mutlak. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, dan Malik, sebagaimana dikutip oleh Ibnul Mundzir. Mereka mengatakan bahwa perbuatan tersebut akan menyebabkan rusaknya puasa, sehingga dilarang dalam rangka mencegah rusaknya puasa, lebih-lebih jika masih muda.


Pendapat ketiga, pendapat yang memberikan rincian. Ini adalah pendapat Abu Hanifah, Asy-Syafi’i, dan juga salah satu riwayat dari Imam Ahmad. Mereka mengatakan, jika perbuatan tersebut dapat membangkitkan syahwat, maka tidak diperbolehkan. Akan tetapi, apabila tidak membangkitkan syahwat, maka tidak menjadi masalah (boleh).


Dalil pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,


أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْمُبَاشَرَةِ لِلصَّائِمِ فَرَخَّصَ لَهُ وَأَتَاهُ آخَرُ فَسَأَلَهُ فَنَهَاهُ فَإِذَا الَّذِي رَخَّصَ لَهُ شَيْخٌ وَالَّذِي نَهَاهُ شَابٌّ


“Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai cumbuan orang yang berpuasa, lalu beliau memberikan keringanan kepadanya. Dan ada orang lain datang kepada beliau dan bertanya mengenai hal yang sama, lalu beliau melarangnya. Ternyata orang yang beliau beri keringanan adalah orang yang sudah tua, sedangkan orang yang beliau larang adalah orang yang masih muda.” (HR. Abu Daud no. 2387 dan Ahmad no. 24631. Al-Albani berkata, “Hadits hasan shahih.”)


Pendapat ketiga inilah pendapat yang lebih kuat, yaitu membedakan antara yang berpotensi membangkitkan syahwat ataukah tidak, juga apakah masih muda atau sudah tua. Karena usia tua pada umumnya syahwatnya sudah lebih banyak berkurang. Inilah pendapat yang juga dipilih oleh mayoritas ulama.


At-Tirmidzi rahimahullah berkata,


“Para ulama dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbeda pendapat tentang hukum mencium istri bagi orang yang berpuasa. Sebagian sahabat memberikan keringanan (memperbolehkan) untuk mencium istri bagi mereka yang sudah berusia tua, dan tidak memberikan keringanan kepada mereka yang masih muda karena khawatir puasanya akan rusak (batal). Adapun mencumbu istri menurut mereka itu perkaranya lebih besar (dibandingkan mencium).” (Sunan At-Tirmidzi, 1: 387)


Tiga keadaan setelah mencium istri dan rincian hukum masing-masing

Keadaan pertama, jika mencium istri kemudian keluar air mani. Maka puasanya batal, ini berdasarkan ijma’ para ulama. Hal ini karena keluarnya mani karena bercumbu itu serupa dengan hubungan badan tanpa (maaf) memasukkan kemaluan suami ke kemaluan istri.


Keadaan kedua, jika tidak keluar cairan apa pun. Maka puasanya tetap sah, dan ini pun sesuai dengan ijma’ para ulama. Hal ini berdasarkan hadits dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dan juga sahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu yang telah kami kutip di atas.


Keadaan ketiga, jika yang keluar adalah madzi, dan bukan mani. Untuk kondisi ketiga ini terdapat dua pendapat di kalangan ulama.


Pendapat pertama, puasa tetap sah. Ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’i. Mereka mengatakan bahwa hal ini dianalogikan dengan keluarnya air kencing yang tidak menghasilkan keturunan (tidak seperti air mani). Sehingga jika yang keluar adalah madzi, maka puasa tidak batal.


Pendapat kedua, puasa menjadi batal. Ini adalah pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad. Mereka mengatakan bahwa kasus ini dianalogikan dengan keluarnya mani, karena sama-sama keluar karena adanya syahwat.


Pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah pendapat pertama, yaitu keluarnya madzi tidaklah membatalkan puasa. Hal ini karena beberapa alasan berikut ini,


Pertama, keluarnya madzi tidak tepat diqiyaskan dengan keluarnya mani (seperti yang dikemukakan oleh pendapat kedua). Karena perkara ini telah terjadi pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada dalil tegas (nash) dalam masalah tersebut.


Kedua, jika kita berdalil dengan qiyas, maka qiyas tersebut tidak tepat. Karena terdapat perbedaan antara madzi dan mani, misalnya keluarnya madzi tidak menyebabkan mandi wajib, tidak menyebabkan terjadinya pembuahan, dan keluarnya madzi tidak memancar sebagaimana mani. Keluarnya madzi juga tidak dirasakan (tidak disadari) oleh manusia, berbeda dengan mani (disertai rasa nikmat).


Ketiga, syahwat yang sesungguhnya adalah ketika keluar mani. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,


قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ؟


“Wahai Rasulullah, jika salah seorang di antara kami menyalurkan nafsu syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala?” (HR. Muslim no. 1006)


Keempat, tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa keluarnya madzi membatalkan puasa, sehingga hukumnya kembali ke hukum asal (tidak batal).


Demikian pembahasan ini, semoga bermanfaat.


Sumber: https://muslim.or.id/61732-rincian-hukum-mencium-istri-ketika-berpuasa.html

Senin, 15 Maret 2021

Laporan Infaq Bulan Februari 2021

 


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh

Alhamdulillahi wash sholatu 'ala man laa nabiyya ba'dah, amma ba'du.

Disini kami atas nama NUIM CARE ingin menyampaikan Laporan Perolehan Infaq Pembangunan bulan Februari 2021.

Alhamdulillah hingga akhir Februari 2021 terkumpul:

- infaq pembangunan di PPTQ Nurul Iman Hidayatullah Karanganyar = Rp.18.887.000,-,

- Infaq Orang tua asuh = Rp. 1.500.000,-

- S3 (Sehari Seribu Saja) = Rp. 60.000,-

Total = Rp. 20.447.000,-

Kami mengucapkan Jazakumullahu Khoiron katsiron kepada semua Muhsinin yang telah mendermakan hartanya di jalan Allah untuk pembangunan kelas Tahfizh Nurul Iman, semoga Allah memberkahi dan menerima amal jariyah anda semua nya.

---------------------------------------

Jangan biarkan kebaikan ini berhenti sampai disini saja, karena SEBAIK-BAIK AMAL ADALAH YANG ISTIQOMAH meskipun sedikit 😊😊

------------------------------

📒 PROGRAM AMAL JARIYAH BULAN RAMADHAN 1442 H


1. Infaq pembangunan & pengembangan PPTQ Nurul Iman Hidayatullah Karanganyar.

2. Paket ta'jil dan buka puasa untuk 300 Santriwati & pengasuh.

(@20.000/paket X 300/hari) 

3. 150 Paket bingkisan untuk da'i dan guru ngaji (@250.000/orang)

4. Penyaluran Zakat maal, Zakat fitrah dan Fidyah.

------------------------------------

💳 Rekening Donasi:

BRI : 2098 0100 0481 530

BNI : 0214 692 840

BSM: 7101 695 993

an. Yayasan Al Kahfi Hidayatullah 


📲 Nomer Konfirmasi:

 0882 2642 2719 (Wahyu Santoso)

🚘 Layanan Jemput Donasi : 

0822-4244-9339 (Ramadhan)

Atas perhatiannya kami ucapkan Jazakumullahu Khoiron Katsiron

Wassalamu 'alaikum wa Rahmatullahi wa barokatuh

Admin


NUIM CARE

Sabtu, 30 Januari 2021

Selamat Hari lahir NU ke 95

 



Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Nurul Iman Hidayatullah Karanganyar mengucapkan selamat har

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔴 INFORMASI PPTQ NURUL IMAN HIDAYATULLAH KARANGANYAR.


🏫 UNIT PENDIDIKAN:

📌 MTs Tahfizh Putri @mts_tahfizh_nuruliman

📌 MA Tahfizh Putri Jurusan IPA @matiq_nuruliman

📌 Ma'had Aly Tahfizh Putri @mahadalynuim


🗺️ ALAMAT : 

📍 Jl. Ring road km.5 Rejosari, RT.07/RW.14, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa tengah, Indonesia


🌐 MEDIA SOSIAL:

📌 Facebook : Pptq Nurul Iman

📌 Fanpage : 

✒️ MTs Tahfizh Nurul Iman

✒️ MA Tahfizh Nurul Iman

✒️ Ma'had Aly Tahfizh Nurul Iman

📌 Instragram: matiq_nuruliman

📌 YouTube : Nurul Iman Karanganyar (NUIM TV)

📌 Twitter : PPTQNurulIman

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


#nuruliman #dakwah #sekolahtahfidz #pondoktahfidz #hidayatullah #MATahfidzNurulIman #ahlulquran #infopondok #infomahad #nuimtv #ngaji #alquran #mahadalynuruliman #mtstahfizhnuruliman #hafizhah #salaf #manhajsalaf #hijab #akhwat #akhwatbercadar #akhwathijrah

Sabtu, 23 Januari 2021

Pesan Untuk Penuntut Ilmu

 




Imam Syafi'i rahimahullah berkata :

“Tidak mungkin menuntut ilmu orang yang mudah bosan dan merasa puas jiwanya lantas ia berhasil meraih keberuntungan. 

Akan tetapi seseorang yang menuntut ilmu dengan kerendahan jiwa, kesempitan hidup, dan berkhidmat untuk ilmu maka dialah yang akan beruntung.”

- (Tadribur Rawi 2/584)

Kamis, 21 Januari 2021

ANAK-ANAK YANG MATI RASA

 ANAK-ANAK YANG MATI RASA

M.Fauzil Adhim



Kelak akan tiba masanya, seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, orangtua berpayah-payah mendidik anak, tetapi anaknya memperlakukan emaknya seperti tuan memperlakukan budaknya. Dan aku takut peristiwa itu akan terjadi di masa ini, masa ketika anak-anak tak mengenal pekerjaan rumah-tangga, dan pesantren maupun sekolah-sekolah berasrama lainnya tak lagi menjadi tempat bagi anak untuk belajar tentang kehidupan. 


Anak-anak itu belajar, tetapi hanya mengisi otaknya dari pengetahuan yang dapat diperoleh dari text book dan google. Sementara tangannya bersih tak pernah mencuci maupun melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik lainnya, sehingga empati itu mati sebelum berkembang. Tak tergerak hatinya bahkan di saat melihat emaknya kesulitan bernafas seumpama orang hampir mati disebabkan ketuaan atau sakitnya kambuh, tetapi anak tak bergeming membantunya. Apalagi berupaya melakukan yang lebih dari itu.


Aku termangu mengingat nasehat Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengenai tanda-tanda hari kiamat, salah satunya dari hadis panjang yang kali ini kita nukil ringkasnya:

.

سَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ الْمَرْأَةُ رَبَّتَهَا

.

_Aku akan memberitahukan kepadamu tanda-tandanya; jika seorang (sahaya) wanita melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)_

.

.

Ibunya bukanlah seorang budak. Bukan. Ibunya orang merdeka. Tetapi anak-anak itu tak tersentuh hatinya untuk cepat tanggap membantu ibunya. Padahal membantu saat diminta adalah takaran minimal bakti kepada orangtua. Takaran di atas itu, tanpa diminta pun ia sudah tergerak membantu. Dan di atasnya lagi masih bertingkat-tingkat kebaikan maupun kepekaan seorang anak tentang kebaikan apa yang sepatutnya ia perbuat terhadap kedua orangtuanya.


Ada yang perlu kita renungi. Ada airmata yang perlu mengalir, menadahkan tangan mendo’akan anak-anak dan keturunan kita, menangisi dosa-dosa, berusaha memperbaiki diri dan tetap tidak meninggalkan nasehat bagi anak kita karena ini adalah haknya. Nasehat. Ia adalah kewajiban kita untuk memberikannya meskipun mereka tak memintanya. Kitalah yang harus tahu kapan saat tepat memberikan nasehat sebab semakin memerlukan nasehat, justru kerapkali semakin merasa tak memerlukan nasehat.


Hari ini, betapa banyak anak yang di sekolah berasrama tak diajari mengurusi kehidupan pribadinya karena makanan siap saji setiap waktu makan, hanya perlu berbaris untuk mengambilnya. Sedangkan pakaian pun tak perlu ia menyempatkan waktu mengatur jadwal agar bersih saat mau digunakan, karena sudah ada laundry, sementara tugas sekolah tetap tertunaikan. Tidak terbengkalai. Maka di saat mereka pulang, kita perlu melatih tangan dan juga hatinya agar tanggap. Bukan menyerahkan begitu saja kepada pembantu. Tampaknya ini hanya urusan pekerjaan rumah-tangga yang sepele, tetapi di dalamnya ada kecakapan mengelola diri, mengatur waktu dan lebih penting lagi adalah empati.


Apakah tidak boleh kita menggembirakan mereka dengan sajian istimewa saat mereka pulang dari pesantren? Boleh. Sangat boleh. Tetapi hendaklah kita tidak merampas kesempatan mereka untuk belajar mengenal pekerjaan rumah-tangga, menghidupkan empati dan mengasah kepekaannya membantu orangtua. Liburan adalah saat tepat belajar kehidupan. Bukan saat untuk libur menjadi orang baik sehingga seluruh kebaikan yang telah biasa mereka jalani di sekolah, sirna saat liburan tiba. Mereka seperti raja untuk sementara, sebelum kembali ke penjara suci.


Diam-diam saya teringat, konon di sebuah sekolah bernama Eton College, semacam Muallimin di Inggris tempat anaknya raja maupun anak orang sangat kaya bersekolah, para siswa diharuskan mencuci dan menyeterika bajunya sendiri. Bukan bayar laundry. Ini bukan karena orangtua mereka fakir miskin. Bukan. Tetapi karena dalam urusan sederhana itu ada kebaikan yang sangat besar bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang, termasuk dalam hal kepemimpinan. Mereka menjadi lebih peka tentang apa yang seharusnya dilakukan saat menjadi pemimpin perusahaan, termasuk dalam mengelola waktu.


Apa yang dilakukan di Eton College sebenarnya bukan barang baru, tetapi saya merasa perlu menghadirkan kisah ini selintas hanya untuk menggambarkan betapa anak-anak memerlukan latihan untuk mengasah kepekaannya, menghidupkan empatinya dan meringankan langkahnya membantu orangtua. Mereka sangat perlu memiliki semua itu karena dua alasan. Pertama, ketiganya (kepekaan, empati dan kemauan untuk meringankan langkah) sangat mereka perlukan dalam menjalani kehidupan bersama orang lain, baik ketika berumah-tangga maupun berdakwah dan mengurusi ummat. Artinya, minimal semua itu mereka perlukan untuk meraih kehidupan rumah-tangga yang baik, tidak terkecuali dalam mendidik anak. Kedua, ketiganya mereka perlukan untuk dapat berbuat kebajikan bagi kedua orangtua (birrul walidain) dengan sebaik-baiknya. Dan birrul walidain merupakan salah satu kunci kebaikan yang dengan itu anak dapat berharap meraih ridha dan surga-Nya Allah ‘Azza wa Jalla.


Jadi, urusan terpentingnya bukan karena kita kewalahan lalu perlu bantuan mereka. Bukan. Bukan pula karena kita repot sehingga memerlukan kesediaan mereka untuk meringankan tugas-tugas kita. Tetapi hal terpenting dari melibatkan anak membantu pekerjaan di rumah dan tanggap terhadap orangtua justru untuk keselamatan dan kebaikan anak kita di masa-masa yang akan datang. Kejamlah orangtua yang tak melatih anaknya untuk berbakti kepadanya hanya karena merasa orangtua tak perlu menuntut anak membantunya. Ingatlah, kita latih, dorong dan suruh mereka agar cepat tanggap dan ringan membantu bukanlah terutama untuk meringankan beban orangtua, tetapi justru agar anak-anak kita memperoleh kemuliaan dan kebaikan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dengan birrul walidain. Sekurang-kurangnya tidak menyebabkan mereka terjatuh pada perbuatan mendurhakai orangtua. Dan ini merupakan serendah-rendah ukuran.


Ada yang perlu kita khawatiri jika lalai menyiapkan mereka. Pertama, anak-anak merasa berbuat kebajikan kepada kedua orangtua, termasuk membantu pekerjaan di rumah, bukan sebagai tugasnya. Mereka tak membangkang, tetapi lalai terhadap apa yang sepatutnya mereka kerjakan. Ini merupakan akibat paling ringan. Kedua, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang durhaka kepada orangtua. Dan karena kedurhakaan itu bersebab kelalaian orangtua dalam mendidik, maka di Yaumil Qiyamah mereka menjatuhkan orangtua di mahkamah Allah ‘Azza wa Jalla sehingga justru orang yang merasakan azab akhirat. Ketiga, sebagaimana disebut dalam hadis di atas, anak-anak berkembang menjadi pribadi yang memperbudak orangtua, bahkan setelah mereka mempunyai anak. Na’udzubiLlahi min dzaalik.


Ada yang perlu kita renungkan tentang bagaimana kita mendidik anak-anak kita. Saatnya kita kembali kepada tuntunan agama ini, bertaqwa kepada-Nya dalam urusan mendidik anak dan berusaha menggali tentang apa saja yang harus kita bekalkan kepada mereka.


.

.

#Fatherhood Community

#Home Based Education

#Ayah Pendidik Peradaban

Senin, 18 Januari 2021

Tanda orang berakal

 


Sufyan bin Uyainah mengatakan:
"Orang yang berakal bukanlah orang yang mengetahui kebaikan dan keburukan. Tiada lain orang yang berakal adalah seseorang yang apabila melihat kebaikan, ia pun mengikutinya. Dan apabila melihat keburukan, ia pun menjauhinya."
- Hilyatul Auliya karya Abu Nuaim (8/339) & Syuabul Iman karya Al Baihaqi (4664).

Minggu, 17 Januari 2021

Sabar dalam menuntut ilmu

 



Al-Ashma'i mengatakan : "Barang siapa tidak mau (bersabar) menanggung kehinaan menuntut ilmu meskipun hanya sesaat, maka dia akan tetap berada dalam hinanya kebodohan untuk selama-lamanya." 

- Thobaqotus Syafi'iyyah hal.149

Sabtu, 16 Januari 2021

Cara Menghidupkan Sunnah Rasulullah

 



Abul Hasan al-Jauzajani pernah ditanya, "Bagaimana caranya merealisasikan Sunnah?"

Beliau menyatakan,  "Hal itu akan terwujud dengan :
  • Menjauhi bid'ah
  • Mengikuti apa yang telah disepakati oleh ulama generasi awal umat ini
  • Menjauhi ahli kalam dan majlis-majlis mereka
- Al-'Itishom 1/92 karya asy-Syathibi


Jumat, 15 Januari 2021

Agar amal tidak terputus

 




Al-Hafidz ibnu Al-Jauzi rahimahullah 


"Barangsiapa ingin amalannya tidak terputus setelah kematian nya, maka hendaklah ia menyebarkan ilmu."

Sumber: Tadzkiroh fi wa'dz 55

Meninggalnya ulama' tanda dicabutnya ilmu



 Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا ، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا ، اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا ، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا


“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidak akan mencabut ilmu dari umat manusia dengan sekali cabut. Akan tetapi, Dia akan mencabut dengan mematikan para ulama (ahlinya). Sampai apabila Dia tidak menyisakan seorang alim, umat manusia akan menjadikan orang-orang yang bodoh sebagai pimpinanpimpinan mereka. Mereka ditanya (oleh umatnya) lantas menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” (Muttafaqun ‘alaih)




Referensi: https://konsultasisyariah.com/28533-kematian-ulama-itu-istimewa.html

Kamis, 14 Januari 2021

Tiga hal yang akan dibawa mati

 



Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Faedah dari hadits di atas:


Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.


Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.


Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di antaranya:


a. Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.



b. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.


c. Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.


Keempat: Di antara kebaikan lainnya yang bermanfaat untuk mayit muslim setelah ia meninggal dunia yang diberikan orang yang masih hidup adalah do’a kebaikan yang tulus kepada si mayit tersebut. Do’a tersebut mencakup do’a rahmat, ampunan, meraih surga, selamat dari siksa neraka dan berbagai do’a kebaikan lainnya.


Kelima: Sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “atau anak sholeh yang mendo’akannya”, tidaklah dipahami bahwa do’a yang manfaat hanya dari anak saja. Bahkan do’a kebaikan orang lain untuk si mayit tersebut tetap bermanfaat insya Allah. Oleh karena itu, kaum muslimin disyari’atkan melakukan shalat jenazah terhadap mayit lalu mendo’akan mayit tersebut walaupun mayit itu bukan ayahnya.


Keenam: Dalam hadits terdapat isyarat adanya keutamaan menikah, juga terdapat dorongan untuk menikah dan memperbanyak keturunan supaya mendapatkan keturunan sholeh (sehingga bermanfaat nantinya ketika kita telah meninggal dunia, pen).


Sangat baik sekali jika pembaca membaca artikel terkait, yaitu amalan bermanfaat bagi mayit di sini.


Semoga sajian singkat ini bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber: https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html

Rabu, 13 Januari 2021

Berita duka, Syaikh Ali Jaber meninggal dunia

 إِنَّا لِلَٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ 


Segenap keluarga besar Pondok pesantren Tahfizh Al Quran Nurul Iman Hidayatullah Karanganyar, turut mendoakan Syaikh Muhammad Ali Jaber dan keluarga.

Doa untuk syekh Ali Jabeer

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَعَذَابِ النَّارِ. 

Semoga diterima semua amal sholih beliau, diampuni semua dosa - dosanya, dilapangkan kuburnya, mendapat tempat yang terbaik di sisi Alloh. 

Semoga Allah karuniakan pahala syahid 😭😭😭


Untuk keluarganya :

أعظم الله اجر هم واحسن عزاءهم وغفر لميتهم

إنا لله ما اخذ وله ما أعطى وكل شيء باجل مسمي فلتصبروا ولتحتسبوا.

Semoga keluarganya ikhlash, sabar dan istiqomah.

آمين يا مجيب السآئلين.

Hafidzah 30 Juz mendapatkan hadiah kitab tafsir

Pada hari Senin, 11 Januari 2021 Mudir PPTQ Nurul Iman Hidayatullah Karanganyar Ustadz Fatchur Rahman memberikan hadiah kitab tafsir Shofwatut Tafasir karya Syaikh Muhammad Ali Ash Shobuni kepada dua santriwati yang telah menuntaskan hafalan Al-Qur'an nya 30 Juz pada bulan Desember 2020 lalu.

Pemberian hadiah ini sebagai bentuk apresiasi Mudir kepada santriwati yang bisa menyelesaikan hafalan Qur'an nya dan sebagai penyemangat bagi santriwati yang belum menyelesaikan hafalan nya. Agar ada fastabiqul Khoirot yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan dalam hal ini berlomba-lomba untuk menjadi Ahlul Qur'an.

"Semoga ananda berdua menjadi Ahlul Qur'an dan barokah untuk keluarga dan semua nya" Doa Mudir kepada dua santriwati yang mendapatkan hadiah tersebut sebagaimana yang beliau tuliskan dalam akun Instagram pribadi beliau @fatchurrahman5.



Berikut foto penyerahan hadiahnya, semoga menambah semangat santriwati lainnya agar bisa menyelesaikan hafalan nya 30 Juz. Anion







_________________________________________

🔴 INFORMASI PPTQ NURUL IMAN HIDAYATULLAH KARANGANYAR.


🏫 UNIT PENDIDIKAN:

📌 MTs Tahfizh Putri

📌 MA Tahfizh Putri Jurusan IPA

📌 Ma'had Aly Tahfizh Putri


🗺️ ALAMAT : 

📍 Jl. Ring road km.5 Rejosari, RT.07/RW.14, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa tengah, Indonesia


🌐 MEDIA SOSIAL:

📌 Facebook : Pptq Nurul Iman

📌 Fanspage : 

✒️ MTs Tahfizh Nurul Iman

✒️ MA Tahfizh Nurul Iman

✒️ Ma'had Aly Tahfizh Nurul Iman

📌 Instragram: matiq_nuruliman

📌 YouTube : Nurul Iman (NUIM TV)

Jumat, 08 Januari 2021

Info MTs, MA dan Ma'had Aly Putri Tahfizh Quran

 Masih dibuka Pendaftaran Santriwati baru GELOMBANG II




Bismillah..

MTs-MA & Ma'had Aly Tahfizh Nurul Iman Tahun Pelajaran 2021/2022.


1. Daftar Online :

A. MTs. Tahfizh Nurul Iman

http://bit.ly/DaftarMTsNUIM1


Informasi :

Ust. Nur Yaman, S.Pd.I

http://wa.me/6285291449103


B. MA Tahfizh Nurul Iman

http://gg.gg/MA_Nurul_Iman_2020


Informasi :

Ustdzh. Intan Salsabila

http://wa.me/6285232020817


C. Ma'had Aly Nurul Iman

http://bit.ly/DaftarMahad_NUIM

Informasi :

Ustadz. Alfin

http://wa.me/6285725099134


2. Daftar Offline

Datang langsung ke PPTQ Nurul Iman Hidayatullah

Maps : 

https://goo.gl/maps/4oKvcNzvmigNM6o6A


Informasi lain :

1. http://www-nuruliman.blogspot.com


2. PSB MTs-MA Al Kahfi Surakarta

Ustadz. Muhammad Aziz

http://wa.me/6285740785756


3. Ma'had Aly Menara Qur'an Hidayatullah

Call Center : 0857 2883 0881 (Ust. Imam)


Ikuti Media Sosial kami :

1. Facebook :

https://www.facebook.com/matahfizhnuruliman


2. Instagram :

https://instagram.com/matiq_nuruliman?igshid=12fn7pf5kh4t9


3. YouTube 

https://www.youtube.com/channel/UCoyBxqpqk0Hn1gEs0RMBreA